Jelang akhir tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Selasa (6/12). Dalam sidang kabinet paripurna, Jokowi meminta para menteri untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dan energi yang mungkin terjadi tahun depan.
"Presiden Jokowi memberikan instruksi dan arahan kepada seluruh anggota kabinet agar waspada dan hati-hati dengan situasi dunia yang tidak baik-baik saja," ungkap Sri Mulyani dalam unggahannya di akun instagram @smindrawati, dikutip Selasa, (6/12).
Sri Mulyani menuturkan pemerintah harus bisa mengantisipasi masalah yang timbul dari sektor pangan utamanya beras. Jokowi mengingatkan agar para menteri menyingkirkan ego sektoral dalam masalah ini.
"Jajaran kabinet harus bekerja sama dan bekerja bersama secara teliti, sinergis dan tidak terjebak ego sektoral," kata dia.
Dalam rapat kabinet tersebut, dirinya menyampaikan kondisi dan tantangan ekonomi global. Kebijakan APBN 2023 sebagai pelindung rakyat dan perekonomian dari gejolak ekonomi dunia melalui fungsi shock absorber.
"Dukungan APBN untuk menjaga daya tahan pangan dan energi," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan berusaha untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, dengan menjaga konsumsi. Caranya, menggunakan APBN untuk menjaga daya beli rakyat, membeli produk dalam negeri dan belanja APBN yang produktif.
Selain itu, kunci pertumbuhan ekonomi yakni investasi untuk memperkuat ekosistem hilirisasi mineral dan ekspor produk hilirisasi atau bukan bahan mentah. Sehingga akan memperkuat neraca pembayaran, pendapatan negara dan menciptakan kesempatan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.
"Perizinan investasi harus terus disederhanakan dan dikawal agar mudah dan cepat," kata dia.
0 Komentar