Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai lebih tepat menjadi calon wakil presiden (cawapres) jika hendak berpasangan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Direktur Lembaga
Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan sebagai tokoh politik
yang lebih senior, Prabowo lebih cocok menjadi mentor untuk Ganjar.
“Mengingat minat, dan
aspirasi calon pemilih lebih menghendaki pemimpin muda,” ujar Ari pada
Kompas.com, Senin (13/3/2023). Dalam pandangannya, saat ini calon pemilih
menganggap Ganjar sebagai figur pemimpin muda.
Sementara Prabowo dianggap figur tua karena telah berulang
kali mengikuti kontestasi pemilihan presiden (pilpres).
“Prabowo terkategorikan pemimpin masa lalu, mengingat
dirinya gagal berkali-kali di laga pilpres,” ucapnya.
Di sisi lain, Ari
menganggap wacana untuk memasangkan Prabowo sebagai capres, dan Ganjar sebagai
cawapres bakal menemui sejumlah ganjalan.
Pertama, PDI-P
merupakan partai politik (parpol) dengan jumlah suara terbesar pada Pemilu
2019. Sehingga, sulit untuk meminta PDI-P mengajukan kadernya sebagai cawapres
untuk Prabowo.
“Demikian juga nama capres final dan mengikat dari PDI-P tak
kunjung diumumkan hingga kini oleh Megawati Soekarnoputri,” tuturnya.
“Tidak ada yang bisa
memastikan apakah nama Puan atau Ganjar yang keluar dari saku Megawati,”
sambung Ari.
Ganjalan terakhir, ungkap Ari, posisi politik Gerindra yang
telah membentuk koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurutnya,
PKB akan bersikeras memperjuangkan Ketua Umum Muhaimin Iskandar untuk maju
dalam Pilpres 2024.
“Memadukan nama Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar dengan
berharap dukungan dari PKB juga sepertinya mustahil,” imbuh dia.
Diketahui, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim
Djojohadikusumo mengungkapkan terbuka peluang untuk menduetkan Prabowo dengan
Ganjar.
Namun, syarat utama
dari Gerindra adalah Ganjar mesti mau maju sebagai cawapres. Bagi Hashim,
sebagai tokoh senior, Prabowo memiliki lebih banyak pengalaman ketimbang
Ganjar.
0 Komentar