Definition List

header ads

Kemendag Ungkap Fakta Berbeda Soal Kenaikan Harga Telur, Katanya Disebabkan Afir Dini Ayam Petelur yang Dilakukan Peternak!


 

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan penyebab naiknya harga telur ayam di pasar saat ini.

 

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) Bambang Wisnubroto menyampaikan harga telur ayam naik akibat dampak dari afkir dini oleh peternak pada saat stok melimpah dan harga turun di kala momen lebaran lalu. Dari afkir dini yang dilakukan, membutuhkan waktu setidaknya 24 minggu untuk mengembalikan populasi.

 

“Berdasarkan informasi dari peternak, sepanjang 2021 - 2022 harga telur rendah dan seringkali di bawah HPP sehingga mendorong peternak mengurangi populasi [afkir] dimana puncaknya terjadi pada Puasa - Lebaran 2022. Dibutuhkan waktu setidaknya kurang lebih 24 minggu untuk mengembalikan populasi ke performa optimal [Desember 2022-Januari 2023],” ujarnya, Selasa 29 November 2022.

 

Wisnu menyampaikan bahwa rata-rata nasional harga telur ayam ras di tingkat peternak pada 27 November 2022 sebesar Rp26.800/kg, naik 15,9 persen dibanding bulan lalu (month-to-month/mtm), sementara di Pulau Jawa sebesar Rp27.140/kg atau naik 15 persen dibanding sebulan lalu.

 

Normalnya, kata Wisnu, harga di Pulau Jawa sebagai sentra produksi biasanya cenderung lebih rendah dibandingkan rata-rata harga nasional.

 

Kemendag mencatat harga telur ayam per 28 November 2022 telah mencapai Rp29.700 per kg, naik 1,37 persen setara Rp400 dari Jumat pekan lalu.

 

Kondisi supply and demand sepanjang periode Juni hingga November 2022, lanjut Wisnu, diperkirakan dalam keadaan kesetimbangan. Bila terjadi sedikit gangguan seperti kenaikan permintaan ketika pencairan program bantuan bagi masyarakat pada Agustus lalu berdampak pada kenaikan harga telur ayam ras baik di tingkat peternak maupun eceran.

 

Dengan demikian, berdasarkan analisis dari Kemendag, kondisi afkir dini dan peningkatan permintaan yang menyebabkan kondisi kenaikan harga saat ini.

 

Selain itu, berdasarkan informasi dari peternak, terdapat program Bansos Sembako yang di-rapel selama 3 bulan (Oktober-Desember 2022) dan BLT BBM selama 2 bulan (November-Desember 2022) yang pelaksanaannya akan dibarengi dengan Bansos Program Keluarga Harapan.

 

“Hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikan permintaan telur sehingga berakibat kepada penurunan pasokan telur ke pasar. Umumnya, para penyedia/penyuplai kegiatan bantuan tersebut berlomba untuk memenuhi permintaan pelaksana kegiatan di tingkat daerah dan cenderung melakukan panic buying di atas harga pasar sehingga berdampak pada kenaikan harga telur di pasaran,” jelas Wisnu.

Posting Komentar

0 Komentar