Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto buka suara terkait relawan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang pindah haluan.
Hasto menyentil sikap eks Ganjar Pranowo (GP) Mania yang kini berubah menjadi Prabowo Mania 08 setelah mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Menurutnya, kelompok relawan yang diketuai Emmanuel Ebenezer alias Noel tersebut berperilaku plin-plan.
Ditemui di Lebak, Banten, Minggu (19/2/2023), Hasto menggambarkan sikap GP Mania tersebut dengan peribahasa Jawa, 'Esuk Dele Sore Tempe'.
"Ya kalau di Jawa itu ada (istilah-red) pagi kedelai sore tempe, biasa berubah-ubah," ujar Hasto.
Hasto menilai kelompok relawan seperti eks GP Mania bisa wajar saja bersikap inkonsisten karena digerakkan oleh pragmatisme politik.
Berbeda dengan partai politik yang selalu konsisten dalam dukungannya pada tokoh tertentu.
"Hanya partai yang kokoh, karena partai digerakkan oleh ideologi platform, oleh sejarah dan oleh masa depan," terang Hasto.
Namun ia tak menampik ada kelompok relawan yang konsisten dan tidak terpengaruh pragmatisme politik seperti GP Mania.
"Ada beberapa relawan, tidak semua, yang digerakkan oleh pragmatisme politik oleh pagi kedelai sore tempe tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Ganjar tampak enggan menanggapi pembubaran relawan pendukungnya tersebut.
Apalagi, setelah Ganjar terang-terangan disebut miskin gagasan oleh ketua GP Mania Immanuel Ebenezer.
Ditemui usai menghadiri konferensi pers Penandatanganan MoU Polda Jateng dengan KPU Provinsi Jateng di Patra Convention Hall, Semarang, Jumat (10/2/2023), Ganjar terlihat gusar.
Senyum yang awalnya terpampang di wajahnya, memudar saat ditanya soal pembubaran GP Mania.
Rapopo," singkat Ganjar dari dalam mobilnya.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo pasang badan membela Ganjar.
Mantan wali kota Solo itu pun menampik Ganjar miskin gagasan untuk bangsa dan menegaskan ada etika yang dijaga sang gubernur.
Apalagi mengingat status Ganjar masih tanda tanya terkait diusung tidaknya menjadi capres PDIP.
"Kalau menilai Ganjar enggak punya gagasan itu justru Ganjar itu punya etika. Gagasan dikeluarkan ketika mereka direkomendasi, kan belum direkomendasi, jadi belum membuat gagasan," terang Rudy, Jumat (10/2/2023).
"Seribu persen saya benarkan Ganjar, biarpun sudah punya gagasan tapi tidak akan dikeluarkan dulu. karena orang Jawa bilang gege mongso, mendahului haknya mereka yang belum diberikan kan gitu. Etika itu pasti patuh dengan mekanisme partai," imbuhnya.
Rudy kemudian membandingkan Ganjar dengan Presiden RI Joko Widodo saat belum dicanangkan sebagai capres PDIP.
"Saya melihat, dengar, Pak Jokowi pertama punya gagasan? Kan belum, ketika ada (gagasan) jika dapat rekomendasi baru gagasan itu dikeluarkan," terang Rudy.
Alih-alih, Rudy balas menyerang GP Mania yang dianggapnya kurang sadar diri.
"Karena relawan juga tidak bisa mencalonkan sendiri dalam presiden undang-undang ya ndak ada calon presiden independen kan gitu, nah ini malah justru relawan yang tidak sadar diri. Makanya relawan yang tidak sabar dan rela, tidak sadar diri ya ini, (acuan) karena belum ada kepastian," tandasnya.
Senada dengan Rudy, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul turut mementahkan tudingan Immanuel Ebenezer.
Ia menyebut bahwa celetukan Ganjar miskin gagasan merupakan pendapat pribadi sang ketua.
"Itu kan evaluasinya Ebenezer, namanya saja sudah Ebenezer saja kan itu yang ngomong," kata Bambang Pacul saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2023).
"Cuma, yang dimaksud gagasan yang mana ini kan gitu loh. Gagasan sebagai seorang negarawan, gagasan sebagai seorang politisi, gagasan sebagai orang awam atau gagasan yang mana."
Tak sampai 1,5 tahun berdiri, organisasi relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) resmi membubarkan diri pada Kamis (9/2/2023).
Relawan yang bermula dari organisasi Jokowi Mania (Joman) tersebut mulai berbalik haluan mendukung Gubernur Jawa Tengah pada Oktober 2021.
Namun setahun jelang Pilpres 2024, organisasi tersebut justru menarik diri lantaran alasan tertentu.
Mantan Ketua GP Mania, Immanuel Ebenezer alias Noel sempat menyebut Ganjar sebagai penerus Jokowi.
Namun belakangan, tampaknya pendapat tersebut telah berubah.
Noel mengaku salah menilai Ganjar dan menyebut sifat kepemimpinan Jokowi tak ada dalam diri sang Gubernur.
"Mas Ganjar dikaitkan dengan Jokowi itu jauh sekali, itu kita tidak temui," kata Noel, Kamis (9/2/2023).
"Makanya kita dulu bilang Ganjar the next Jokowi, ternyata itu tidak ada di Ganjar."
Menurut Noel, Jokowi memiliki prinsip kuat dan fokus bekerja untuk masyarakat.
Namun, kebijakan-kebijakan Ganjar dinilai kurang dapat dirasakan masyarakat dan justru lebih banyak tampil di media sosial.
Di sisi lain, Ganjar sama sekali belum menunjukkan kemungkinan untuk maju dalam Pilres 2024.
Ganjar juga dinilai belum memiliki gagasan besar untuk bangsa sehingga membuat GP Mania bingung untuk memberi dukungan.
"Pertanyaannya, apakah benar Ganjar mau nyapres? Itu kan tidak terjawab sampai detik ini," ujar Noel.
"Kita tidak melihat Ganjar itu punya gagasan besar buat bangsa ini. Jadi kita bingung saja sampai detik ini mau ngawal apanya dari Ganjar."
"Semoga saja setelah kritik saya ini Mas Ganjar semakin teradenalin untuk menyampaikan gagasan-gagasannya ke depan tentang Indonesia," lanjutnya.
Noel juga menyatakan bahwa sikap Ganjar yang dinilai miskin gagasan menjadi alasan utama GP Mania menarik dukungannya.
"Iya benar, kita tidak dukung Ganjar karena kita lihat Ganjar miskin gagasan," ujar Noel.
Adapun terkait pembubaran kelompok tersebut, Noel mengaku telah menyampaikan langsung keputusan mereka pada yang bersangkutan.
"Saya sudah bilang ke Ganjar," tandasnya.
0 Komentar