Presiden Joko Widodo mengatakan, masyarakat di negara yang tidak terdampak resesi akan merasakan kondisi sedang dalam resesi ekonomi pada 2023 ini. Hal tersebut disampaikannya mengutip pernyatan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Giorgieva.
"Kita semua harus hati-hati, kita harus kerja lebih keras lagi, meski kita tumbuh lebih baik di 2022 tetapi hati-hati. Karena Managing Director IMF, Kristalina Georgieva (mengatakan) tahun 2023, sepertiga ekonomi (dunia) akan mengalami resesi," ujar Jokowi saat memberikan sambutannya dalam Peringatan HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
"Dan untuk negara-negara yang tidak terkena resesi, ratusan juta penduduknya akan merasakan sedang dalam resesi," kata Jokowi.
Presiden menyatakan, dia tidak sedang menakut-nakuti masyarakat. Jokowi mengaku hanya ingin mengajak semua pihak berhati-hati. Salah satunya dengan berhati-hati membuat kebijakan yang berisiko membawa Indonesia terpuruk dari sisi ekonomi.
"Dan sekali lagi Alhamdulillah indonesia termasuk yang masih bertahan sampai hari ini karena fondasi yang kita bangun yaitu infrasturktur untuk indonesia maju," ujar Jokowi.
"Dan strategi berikutnya adalah industrialisasi, hilirisasi. Pentingnya industrialisasi, hilirisasi jangan sampai kita sudah lebih dari 400 tahun sejak kompeni, VOC kita masih mengirim bahan mentah keluar sehingga kita tidak mendapat nilai tambah apa-apa," kata dia.
Kepala Negara pun yakin bahwa hilirisasi akan menjadi lompatan besar untuk Indonesia. Saat ini, Indonesia sudah melakukan hiliriasi nikel dengan menghentikan ekspor bahan mentah tersebut ke luar negeri.
Meski digugat di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Presiden mendorong agar pemerintah Indonesia tetap berani menghadapi gugatan tersebut.
“Kita harus berani seperti itu, kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh takut karena kekayaan alam itu ada di Indonesia. Ini kedaulatan kita dan kita ingin dinikmati oleh rakyat kita, dinikmati oleh masyarakat kita,” kata Jokowi.
0 Komentar