Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pasokan cadangan beras di Bulog kini tersisa 514 ribu ton dan perlu ditambah hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun. Meski Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan stok domestik cukup, menurut dia, harganya sangat tinggi sehingga opsi impor masih terbuka.
"Harga yg menjadi challenge buat kita kali ini, jadi bukan ketersediaan," ucapnya saat ditemui di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat pada Senin, 5 Desember 2022.
Ia mencatat harga beras impor berkisar Rp 8.500 sampai Rp 9 ribu per kilogram, bergantung pada jenis dan kualitasnya. Sementara harga rata-rata beras di penggilingan domestik, menurut Kementerian Pertanian atau Kementan, sebesar Rp 10.300 per kilogram.
Arief mengatakan penyerapan cadangan beras sangat mendesak untuk mengintervensi kenaikan harga di pasar. Terlebih pemerintah harus menyalurkan beras jika terjadi bencana, seperti saat gempa di Cianjur. Tetapi ia meminta agar masyarakat menunggu kondisi terbaru yang akan disampaikan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI nanti.
Sementara itu, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan produksi beras tahun ini memang masih mencukupi jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah konsumsi masyarakat Indonesia. "Sehingga kalau kita kalkulasi selama setahun, jumlah produksi beras itu sebetulnya cukup. Jadi beras itu dalam negeri cukup. Kalau dari produksi dan perkiraan konsumsinya," tutur Margo.
Menurutnya, permasalahan beras terjadi karena panen raya yang berlangsung pada Maret hingga April 2022 hanya terjadi di beberapa wilayah saja. Sehingga pemerintah perlu mengelola penyaluran dari wilayah yang surplus ke wilayah yang kekurangan pasokan beras.
Selain itu, pengelolaan stok beras domestik juga masih perlu dibenahi. Saat panen raya, kata Margo, seharusnya Bulog melakukan penyerapan besar-besaran, sehingga pada masa gagal panen, stok itu bisa dimanfaatkan dan bisa didistribusikan ke masyarakat.
Adapun BPS telah melakukan survei khusus untuk mengetahui stok beras domestik pada Juni lalu. Hasilnya, sebanyak 60 sampai 63 persen stok beras ada di masyarakat. "Ini barangkali persoalan kita. Jadi memang relatif sulit. Ini tantangan yang mau diberesin sama Badan Pangan Nasional (Bapanas)," kata Margo.
Alhasil, BPS dan Bapanas akan melakukan survei dan evaluasi soal pasokan beras di Indonesia pada 31 Desember nanti. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama BPS akan memastikan data stok yang telah tercatat dengan yang kondisi sesungguhnya di lapangan.
0 Komentar