Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan situasi ekonomi pada 2023 tidak mudah. Semua pihak harus bersiap-siap sehingga bisa menyiapkan antisipasi lebih awal.
"Saya tidak menakut nakuti hanya mengingatkan bahwa tantangan ekonomi yang kita hadapi ke depan tidak semakin mudah," ungkap Jokowi Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster di istana Negara, Senin (19/12/2022)
Jokowi menjelaskan situasi perekonomian global di tengah perlambatan dan menuju resesi dalam waktu dekat. Negara maju yang merupakan mesin perekonomian, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China mengalami pemburukan.
AS dan Eropa dihantam lonjakan inflasi sehingga harus mengencangkan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan. Sementara China dihantui penyebaran kasus covid-19 yang pesat dan ekonomi yang terus melandai.
"Tahun depan tinggal dua minggu lagi," sebut Jokowi.
Di sisi lain kondisi geopolitik juga tidak normal. Perang Rusia dan Ukraina masih berlanjut dan tidak tahu kapan akan berakhir. "Situasi geopolitik yang juga tidak menentu," terangnya.
Indonesia sendiri masih tumbuh positif dalam tiga kuartal terakhir, di atas 5%, dengan inflasi yang terkendali. Meski demikian semua pihak harus mewaspadai tekanan yang datang dari luar.
"Kita patut bersyukur, ekonomi kita tumbuh 5,7% pada kuartal III, inflasi terkendali," pungkasnya.
0 Komentar