Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ini sedang menghitung ulang subsidi BBM agar tidak memberatkan APBN.
Langkah ini seiring dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang beberapa kali menyatakan subsidi BBM sudah tembus Rp 502 triliun, dan itu sangat berat. Bahkan, negara lain tidak ada yang berani menerapkan kebijakan serupa.
Di sisi lain, menurut Erick Thohir, Indonesia telah melakukan impor minyak sejak tahun 2003.
"Nah inilah yang perlu menjadi pemikiran apalagi kita sudah impor minyak sejak 2003. Kita sudah impor minyak sejak 2003 di mana sebulan itu US$ 1,2 miliar. Berapa setahun? Nah, itulah yang sekarang mungkin apa yang disampaikan Bu Menkeu sedang menghitung ulang seperti apa," kata Erick dikutip dari detikJateng saat mengunjungi Yayasan Ali Maksum Krapyak, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul dalam rangka Halaqah Fikih Peradaban, dikutip dari detikJateng Kamis (11/8/2022).
Erick mengatakan saat ini harga BBM Pertamax dari Pertamina, dengan harga BBM sejenis Pertamax yang dikeluarkan perusahaan swasta memiliki selisih harga hingga Rp 3 ribu per liter.
"Berarti Pertamax pun yang seharusnya harga pasar masih disubsidi Pemerintah. Pertanyaannya kembali, apakah sekarang subsidi yang diberikan Pemerintah sudah tepat sasaran? Apakah kita harus menutup mata memberikan subsidi kepada yang mampu? Sedangkan rakyat yang mayoritas yang memerlukan subsidi lebih," ucapnya.
"Ya ini mungkin yang sedang dicarikan jalan oleh Pemerintah, Ibu Menkeu, Pak Menteri ESDM, untuk keadilan itu ada jangan yang mampu terus disubsidi dan ini yang harus kita jawab bersama-sama," sambung Erick.
0 Komentar