Definition List

header ads

Ekonomi Indonesia Melesat ! Menteri 'Andalan' Jokowi Optimis Capaian di Atas 5%, Sebab Indeks Keyakinan Konsumen dan PMI Kini di 51,3




 Perekonomian Indonesia diperkirakan tidak akan bernasib seperti negara-negara lain yang kini tengah dihadapkan dengan jurang resesi karena diterpa berbagai krisis yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.


LPEM Universitas Indonesia bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini bisa mencapai 5,07% year on year (yoy). 


Di saat pertumbuhan ekonomi sejumlah negara tumbuh tipis, perekonomian Indonesia justru melesat.


Lantas, apa kata dua 'menteri andalan' Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang perekonomian terkait hal ini?


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II masih akan berada sedikit di atas 5%, sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat dan membaiknya kinerja industri manufaktur.


"Kita lihat pertumbuhan ekonomi kita masih sedikit di atas 5%. [...] Dengan Indeks Keyakinan Konsumen juga baik dan PMI di 51,3, kami optimistis angkanya di atas 5%," kata Airlangga di Kantor Presiden, seperti dikutip Jumat (5/8/2022).


Airlangga menegaskan sampai saat ini pemerintah terus menjaga dan berupaya mempertahankan daya beli masyarakat di tengah kenaikan inflasi yang tentu akan berdampak terhadap perekonomian. Salah satunya dengan menjaga subsidi sebagai jaring pengaman sosial.





"Indonesia tidak melakukan pass through harga, berbeda dengan negara lain. Tentu jumlah subsidi yang diberikan di tahun ini kan sudah disetujui oleh DPR sehingga tentu itu menjadi jaringan pengaman sosial di masyarakat," jelasnya.


Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 bisa di atas 5%. Jauh lebih dibanding banyak negara yang terjerat resesi.


"Pada kuartal I-2022 pertumbuhan ekonomi 5,01% dan kuartal II akan bertahan di atas 5%," jelasnya dalam konferensi pers awal pekan ini.


Hal ini didorong oleh pengendalian kasus covid-19 yang diikuti oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Sehingga ada peningkatan konsumsi, terutama ketika Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.


"Konsumsi masih sangat kuat. Semenjak puasa, lebaran dan hingga sekarang dilihat dari confident konsumen tinggi dan tetap kuat," paparnya.

Posting Komentar

0 Komentar