Suasana di Hall Basket Senayan pada Sabtu (13/5) mendadak riuh ketika digelar acara Halal Bihalal kelompok relawan Jokowi, yang dihadiri pula oleh Ganjar Pranowo.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berorasi politik dengan isi orasi yang rasanya takkan berani disampaikan oleh Anies Baswedan maupun Prabowo Subianto, yang secara langsung maupun tidak langsung menikmati hasil kampanye bermuatan SARA, bahkan politisasi ayat dan mayat yang pernah terjadi pada Pilgub 2017 maupun Pilpres 2014 dan 2019.
Nah, dalam petikan orasinya, yang bisa kita dengarkan atau saksikan dari berbagai tayangan di media online maupun YouTube, Ganjar Pranowo berkata seperti ini kepada para relawan Jokowi yang terlihat menyemut di lokasi acara.
Fakta yang pernah terjadi dalam sejarah demokrasi Indonesia, bahkan menjadi yang terburuk itu memang pantas untuk disebut kembali supaya mengingatkan para pendukung Jokowi dan Ganjar agar kali ini, kalau bisa jangan terjadi lagi.
Selain itu, Ganjar dengan nada serius tapi santai juga mewanti-wanti agar pendukungnya nanti jangan menyebarkan hoaks dan jangan membully. Seruan ini pernah disampaikan oleh Ganjar ketika bersafari politik di Jawa Timur pada minggu lalu.
Mendengar orasi politik Ganjar, mendadak saya terpikir soal Prabowo dan Anies, yang menjadi pesaing Ganjar, yang bagi saya sama-sama bermasalah dengan topik kampanye yang beraroma SARA hingga politik identitas.
Bagi Prabowo, di mana ketegasan beliau ketika sebagian dari pemilihnya waktu itu menuding Jokowi dengan berbagai isu mulai dari agama hingga PKI? Prabowo terkesan diam dan tidak melawan, karena mungkin tahu bahwa hal itu menguntungkan dirinya. Gerombolan FPI, HTI, dan sejenisnya yang mengusung misi "asal bukan Jokowi" kan jualannya seputar itu, ya kan?
Anies bagaimana? Ah, manusia ini jangan ditanya lagi. Selain didukung oleh gerombolan yang sebagian terdeteksi mabok agama dan suka memainkan isu SARA, Anies sendiri pernah menyebut soal pribumi dan nonpribumi. Jelas bahwa hal itu melukai hati sebagian anak bangsa, yang merasa disudutkan oleh kampanye bernuansa SARA dari jagoan Surya Paloh di Pilpres 2024 itu.
Jadi, kita mau lihat seberani apa Prabowo dan Anies ingin "mencuci noda kelam" dari sejarah politik masa lalu mereka, dengan melawan narasi anti bully, anti SARA, dan anti hoaks yang disuarakan dengan tanpa beban oleh Ganjar Pranowo karena memang tidak menggendong dosa politik seperti dua pesaingnya itu.
Masa' calon yang kayak begini, dengan dosa politik terkait SARA, mau didukung buat memimpin negeri yang sejak dahulu kala dikaruniai beragam suku, agama, bahasa, dan golongan? Gue sih ogaaah!
Begitulah kura-kura...
0 Komentar