Definition List

header ads

Bedanya Ganjar dan Anies saat Kampanye! Ganjar Selalu Bawa Kedamaian! Namun Anies Hanya Buat Sindiran!


 

Lidah ini terasa kelu saat menjumpai sepenggal video yang menayangkan sosok Anies Baswedan tengah melayangkan sebuah statement serampangan, “Kalo tantangannya adalah adu lari pagi keliling Indonesia, saya kalah dah. Tapi kalo tantangannya adalah adu gagasan, adu karya, adu rekam jejak maka kita Insya Allah nyatakan siap kepada semuanya.”

What the hell??? Belum kampanye saja dirinya sudah blak-blakan menggelindingkan bara api berupa sindirian kepada lawan mainnya saat Pemilu nanti. Sepertinya model kampanye ini kedepannya juga akan kembali dimainkan oleh Anies, persis seperti halnya kampanye Pilkada DKI dulu.

Lantas siapa sosok yang dimaksud Anies dalam pidatonya? Jelas Ganjar, masyarakat Indonesia pun tahu bahwasannya Ganjar memang kerap terlihat pada hari-hari libur kerjanya rutin melakukan olahraga ke berbagai wilayah di Indonesia.

Mungkin Anies merasa cemburu dan gerah, kala melihat Ganjar disetiap wilayah yang dipijakinya selalu ramai dipadati oleh ribuan manusia yang hendak bertemu dengan calon Pemimpinnya.

Sepertinya saat Anies bersatement demikian, ia lupa bahwa beberapa hari sebelum menghadiri Milad ke-21 PKS, Anies sempat merasa menjadi orang yang paling ter-dzolimi. Bagaimana tidak, wong saat di Tower NasDem dengan gamblang dirinya menyebut-nyebut nama Tuhan atas tertangkapnya Sekjen NasDem, Johnny G Plate.

Membela seorang koruptor dengan membawa-bawa nama Tuhan, benar atau salah? Sebenarnya posisi ini siapa yang terdzolimi, Ganjar atau Anies?

Disaat mulut julidnya aktif menyinyir Ganjar lantaran hobi larinya, namun dirinya tak pernah memahami makna dibalik rutinitas Ganjar tersebut.

Hello Anies, apakah sifat kedengkian didalam dirimu telah berhasil menggelapkan mata serta pikiranmu untuk sekedar menafsirkan sesuatu? Ingat, mulutmu adalah harimaumu. Untuk sekelas calon Presiden, menurutku Anies belumlah pantas diamanahkan sebuah jabatan besar.

Sebab, cara pandang Anies saja terbilang masih amatir. Dirinya hanya memandang berdasarkan sesuatu yang nampak mata, tanpa menghiraukan hal lain dibelakang layar.

Anies bukanlah tipe calon pemimpin ideal, didalam hati serta pikirannya yang terbesit hanyalah cara- cara untuk menggulingkan semua rivalnya. Meskipun harus bertindak bodoh sekalipun, akan dengan senang hati ia jalani. Semua untuk apa? Maybe, demi jabatan serta kejayaan kelompoknya.

Telisir saja rekam jejak Anies beserta jajaran partai pengusungnya. Apakah ada hal yang dapat dibanggakan? Apalagi mengingat seberapa getolnya Paloh membela habis-habisan oknum yang telah memakan uang rakyat, terasa jijik mendengar cuapannya.

Rupanya lingkungan sosial sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan perilaku manusia. Seperti halnya Anies, yang begitu terobsesi akan nikmatnya kursi ke-Presidenan. Ia lupa, bahwa menjadi pemimpin sangatlah berat untuk dipikul.

Seorang pemimpin bijak mesti merasakan apa itu “Leiden is Lidjen”, yang berarti menjadi pemimpin pasti menderita. Pemimpin diharuskan lebih memprioritaskan kebahagiaan rakyat serta kesejahteraan rakyatnya, dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan keluarganya.

Sejauh ini, hanya Ganjar yang bisa menampilkan itu semua. Semenjak menjabat, dirinya sudah giat terjun langsung kedalam geliat kehidupan warganya. “Berbaur” menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Apalagi mengingat saat Ganjar ‘numpang tidur’ dirumah warganya. Bukan karena tak punya rumah, melainkan banyaknya aktivitas Ganjar membuatnya tak sempat untuk sekedar singgah melepas penat dikediaman pribadinya.

Ganjar juga tahu diri. Dibalik ‘nunut tilemnya’ dirumah warga, ia juga aktif untuk melihat-lihat kondisi istana warga sekitar. Bila kondisinya dirasa tak layak untuk dijadikan tempat tinggal, bergegaslah ia memberikan solusi berupa program bantuan yang selalu ia gencarkan, yakni Tuku Lemah Oleh Omah. Itulah salah satu bentuk rasa kepedulian Ganjar dalam merangkul rakyatnya.

Begitu pula dengan aktivitas lari-lari Ganjar. Dibalik hobinya tersebut, sebenarnya ia tengah melakukan pemantauan. Bagaimana kondisi jalan yang dia tapaki, kemudian mengecek harga bahan baku dipasaran, lalu menengok perkembangan UMKM yang selama ini turut menjadi fokusnya. Apakah ada kendala dalam menjalankan semua itu. Jikalau ditemukan kendala, sudah pasti Ganjar akan siap sedia memberikan solusi.

Semua hal baik tersebut tentunya akan dilewatkan oleh Anies, dirinya hanya tertarik dibagian konsep lari-lari Ganjar tanpa memperdulikan dibelakang layar kegiatan Ganjar dalam membantu warganya. Sebab itulah tujuan Anies, menggiring pemahaman publik jika dirinyalah yang paling tepat untuk dipilih.

Realitasnya?

Rakyat bisa mengevaluasi dan mengukur seberapa besar kepiawaian Anies ketika menjabat sebagai Gubernur DKI.

Bagi kami yang berada pada barisan Ganjar Pranowo, akan selalu mengindahkan pesannya. Kami tidak akan menebarkan HOAX meskipun hal seperti itu sudah kerap dimainkan oleh kubu sebelah. Berdasarkan data serta fakta lah yang akan kami sajikan kepada publik, biarkan masyarakat yang menilai semua itu.

Kendati demikian, masihkah kita anggap Anies sebagai pihak yang terdzolimi? Disaat banyaknya makian yang mendera Ganjar lantaran kegiatan larinya, dilain sisi kita melihat seorang Capres dengan elite politiknya yang getol membela koruptor.

Biasanya, orang terdzolimi lebih banyak diam, ikhlas, serta menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun ketika dihadapkan dengan fenomena seperti ini, malah membuatku melihat secara langsung bagaimana laku Anies dalam mendzolimi Ganjar melalui bibir lamisnya itu.

Okelah, biarkan saja semua mengalir apa adanya. Kita tunggu saja kelanjutan permainan dari Anies. Dengan begitu, rakyat akan lebih leluasa memberikan penilaian tentang siapa sosok yang senantiasa mengabdikan hidupnya pada jalan kebenaran.

Posting Komentar

0 Komentar