Definition List

header ads

Pemerintah Sesalkan Tragedi Kanjuruhan!


Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyampaikan sikap pemerintah atas tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orang usai laga Arema FC versus Persebaya. Mahfud Md menyampaikan sikap sembari mengunggah potret dirinya dengan tone warna hitam putih.

Pernyataan itu disampaikan Mahfud Md lewat Instagram resminya seperti dilihat pada Minggu (2/10/2022).

 

Mahfud Md menyatakan telah melakukan koordinasi dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta membahas tragedi Kanjuruhan.

 

"Saya sudah dapat informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit. Saya juga sudah berkordinasi dengan Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik," kata Mahfud Md. Tulisan Mahfud Md sudah disesuaikan dengan ejaan baku.

 

Mahfud Md menyatakan pemerintah berbelasungkawa kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Mahfud mengutarakan harapan agar keluarga korban bisa bersabar sembari menunggu proses yang dilakukan.

 

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," kata Mahfud.

 

Mahfud menyatakan aparat sudah mengantisipasi kerawanan sebelum pertandingan Arema FC dan Persebaya digelar di Kanjuruhan. Usul aparat seperti waktu pertandingan hingga jumlah penyesuaian penonton, kata Mahfud, tidak dilakukan Panitia Pelaksana atau Panpel yang disebutnya tampak sangat bersemangat.

 

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," kata Mahfud.

 

Mahfud Md menekankan tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antarsuporter. Mahfud menyebut suporter Persebaya tidak diperkenankan menonton di Kanjuruhan.

 

"Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter," ujarnya.


 

Posting Komentar

0 Komentar