Definition List

header ads

Era Ganjar Pranowo, Pengelolaan Zakat ASN Jateng Berjalan Rutin dan Merata


 

Pengelolaan zakat aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng di era Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendapat apresiasi berbagai pihak.

Secara akumulatif, Ganjar Pranowo telah menyalurkan sebanyak Rp 18,97 miliar untuk 549 pondok pesantren.

 

Ketua Baznas Jateng, KH Ahmad Darodji menyebut, jumlah tersebut adalah total penyaluran untuk pesantren sepanjang tahun 2017-2022.

"Maka kalau ada yang bilang pak Ganjar tidak peduli pesantren ya tidak benar. Buktinya ada datanya semua, baik jumlah dana dan pesantren. Tapi kalau ada yang merasa belum menerima, itu mungkin saja karena di Jateng jumlah pesantren banyak,” kata KH Ahmad Darodji saat ditemui di kantornya, Selasa (4/7/2023).

 

Dia mengatakan, jumlah pesantren di Jateng sebanyak 3.927. Pentasharufan untuk pesantren rutin dilakukan oleh Pemprov Jateng yang bekerja sama dengan Baznas dalam pengelolaan zakat.

 

Tercatat pentasharufan pada 2017 sebanyak Rp 4,2 miliar untuk 89 pesantren. Tahun 2018, Rp 3,49 miliar untuk 77 ponpes. Tahun 2019 Rp 3,43 miliar untuk 96 pesantren.

Pun di masa pandemi Covid-19, pentasharufan tetap berjalan. Yakni 2020 sebesar Rp 2,75 miliar untuk 87 pesantren, 2021 sebesar Rp 2,2 miliar untuk 79 pesantren. Dan 2022 ada Rp 2,9 miliar untuk 121 pesantren.

 

“Ketika Covid-19 kan santri tidak bisa pulang itu juga ada santunan. Kiainya juga ada semacam insentif. Itu (ide) dari pak Ganjar. Sekali lagi, kalau ada yang belum menerima, ya mungkin belum gilirannya atau belum mengajukan proposal,” ujarnya.

Pemaksimalan Baznas di Jateng sebagai sumber anggaran fleksibel, kata Darodji, menjadi rujukan bagi provinsi lain.

 

Bahkan oleh Baznas RI, Baznas Jateng dijadikan contoh bagi provinsi lainnya.

Darodji mengatakan, sebelum Ganjar Pranowo ‘cawe-cawe,’ penerimaan zakat fitrah Pemprov Jateng hanya Rp 14 miliar.

Kemudian setelah Ganjar Pranowo menerapkan kebijakan pemotongan zakat langsung dari sistem payroll ASN, jumlahnya terus meningkat tiap tahunnya.

“Jadi kalau dikatakan kepedulian ke ponpes tidak ada ya tidak benar, wong beliau saja satu-satunya gubernur saya rasa yang saat Hari Santri ya berpakaian seperti santri. Sowan dengan alim ulama juga rutin. Kunjungan terhadap ponpes-ponpes itu tidak satu dua kali saja, hanya belum semua dikunjungi karena waktunya kan tidak untuk ponpes saja,” tegas Darodji.

Posting Komentar

0 Komentar