Jujur saja awalnya aku memang sempat dibuat bingung kemana arah dukungan relawan Jokowi pada Pilpres 2024. Di satu sisi ada berita relawan Jokowi dukung Prabowo, di sisi yang lain juga menyebutkan mendukung Ganjar.
Sebagai orang biasa yang
kebetulan memilih Jokowi dua periode, jelas yang aku inginkan simpel: mengikuti
suara terbanyak kemana relawan Jokowi berlabuh. Dengan begitu calon presiden
yang aku dukung bisa menang, dan program-program Jokowi yang sudah baik ini
bisa diteruskan.
Belakangan aku tahu,
kebingungan semacam ini ternyata memang sengaja dibikin. Bayangkan saja ceruk
dukungan pemilih Jokowi itu sangat besar. Informasi simpang siur pun dibikin
untuk memecah suara, termasuk klaim-klaim ini itu yang tujuannya cuma untuk
mempengaruhi pemilih Jokowi.
Contohnya ucapan Noel yang
sering banget dilontarkan bahwa relawan Jokowi 90 persen dukung Prabowo.
Ditambah lagi pertemuan Prabowo dan Gibran di Solo yang diikuti deklarasi
dukungan dari relawan Gibran dan Jokowi.
Tapi kenyataannya apa? Ucapan
Noel cuma berisi angin. Sebab faktanya hanya Ganjar satu-satunya capres yang
diundang dalam puncak Musra Relawan Jokowi di Hall Senayan. Ditambah lagi acara
semalam: deklarasi nasional relawan Jokowi mendukung Ganjar di hall Senayan
Jakarta, yang ramainya minta ampun. Dari situ saja terlihat, bahwa Ganjar lah
yang sebetulnya diinginkan relawan jadi penerus Jokowi.
Belakangan fakta lain pun
terungkap bahwa relawan Gibran yang mendukung Prabowo rupanya dari kader
Gerindra sendiri. Hmmm ada-ada saja cara yang dilakukan untuk mempengaruhi
massa. Jadi, setelah melihat fakta-fakta yang ada, aku bisa menyimpulkan,
relawan Jokowi yang mendukung Prabowo cuma kelompoknya Noel. Itupun karena dia
merasa dicuekin Ganjar.
Penilaian masyarakat bahwa
Ganjar yang pantas meneruskan kepemimpinan Jokowi juga bisa dilihat dari survei
terbaru Populis Center. Ganjar dipilih 46,7 responden sebagai sosok penerus
Jokowi. Sedangkan Prabowo mendapat 29,5 persen, dan Anies 7,1 persen.
Survei itu menarik karena
selisih ketiganya begitu besar. Artinya masyarakat telah melihat sendiri bahwa
kepemimpinan Jokowi dan Ganjar memang identik. Keduanya bukan hanya dekat
dengan rakyat, tapi memiliki visi yang sama dalam melihat kemajuan di republik
ini.
Jika masalah di Indonesia
adalah ketimpangan, Jokowi mampu menyelesaikan dengan baik lewat Nawacitanya.
Pembangunan daerah pinggiran pun betul-betul digalakkan. Hampir 2000 km jalan
tol dibangun Jokowi. Bukan hanya di darat, konektivitas laut pun dikerjakan
untuk menyambung ribuan pulau yang ada di Indonesia agar pemerataan ekonomi
benar-benar terwujud.
Begitupun kepemimpinan Ganjar
di Jateng. Jika permasalahan di Jawa Tengah adalah kemiskinan, maka dia
lahirkan sekolah gratis khusus untuk siswa dari keluarga kurang mampu. Dengan
pembangunan sumber daya manusia lewat pendidikan gratis yang berkualitas,
anak-anak itu punya peluang menjemput masa depan yang jauh lebih baik. Bukan
hanya itu, Ganjar juga telah merenovasi satu juta lebih rumah tak layak huni
milik warga miskin di Jateng.
Jika melihat itu, wajar kalau
para pendukung Jokowi kemudian memilih Ganjar. Semua orang bisa bicara ini itu,
setiap fakta juga bisa dimanipulasi. Tapi jangan terkecoh, dari dulu kebenaran
selalu ada satu.
0 Komentar