Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo punya kegiatan baru: berburu ibu hamil. Ini terkait program baru di Jawa Tengah untuk menekan angka kematian ibu hamil dan bayi baru lahir di wilayahnya.
"Ayo berburu ibu hamil. Catat kondisinya untuk memantau perkembangan ibu hamil,” kata Ganjar Pranowo dalam acara diskusi “Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Baru Lahir” di Semarang, Senin (14 September 2015) lalu.
Politisi PDIP ini mengaku setiap kali bertemu warga, dia selalu menanyakan hal ihwal kesehatan ibu hamil. Dia kerap memanggil ibu-ibu yang hamil maju ke depan dalam sebuah forum dan mencecar ibu hamil itu terkait dengan kondisi kesehatannya. “Berapa bulan, sudah periksa belum, kalau anaknya sudah banyak ya harus ikut program KB,” kata Ganjar.
Ia berharap, program berburu ibu hamil ini bisa menekan kematian ibu hamil dan bayi baru lahir. Ganjar menyatakan akan memberi sanksi keras pada pejabat jika ada daerah yang tiap tahun angka kematian ibu hamil masih terus tinggi. “Berarti pejabatnya gagal,” kata Ganjar.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto menyatakan kasus kematian ibu hamil di Jawa Tengah masih terbilang tinggi. Di Jawa Tengah, tiap tahun ada 500 ribu kehamilan. “15 persen di antaranya ada resiko komplikasi. Ini yang harus kita awasi,” kata dia.
Hingga Agustus 2015 ini, sudah ada 403 kasus ibu meninggal saat melahirkan. Adapun pada 2014, angka kematian ibu melahirkan mencapai 711 kasus dan angka kematian bayi 5.666 kasus. Itu berarti setiap hari terdapat hampir 2 orang ibu hamil meninggal dan hampir 16 bayi meninggal setiap hari.
Pemerintah mendorong agar persalinan ibu hamil dilakukan di puskesmas, tak lagi di bidan. Untuk keberadaan dukun bayi, kata Yulianto, masih tetap diperlukan untuk pijat bayi atau ibunya. “Tapi yang menolong persalinan tetap tenaga kesehatan,” katanya.
0 Komentar