Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara gamblang mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi perekonomian tahun 2023 yang akan lebih suram. Karena itu Jokowi mengajak para pemimpin negara G20 secara konkret turun tangan mengatasi permasalahan pemicu suramnya ekonomi global.
Tak hanya Jokowi, pengusaha di dalam negeri pun kini tengah harap-harap cemas. Salah satunya, pengusaha industri sepatu (alas kaki).
Tekanan ekonomi disebut-sebut telah menyebabkan permintaan di pasar ekspor anjlok parah. Akibatnya, stok di pabrik dalam negeri menumpuk, menyebabkan pengurangan produksi, hingga berujung pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu buruh.
"Sekarang kami masih menanti bagaimana pemerintah menyikapi gelombang PHK ini. Karena kalau tak ditangani, ini akan berdampak ke kepercayaan masyarakat," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri, dikutip Jumat (18/11/2022).
"Ini juga akan berdampak ke daya beli yang akan semakin turun. Akibatnya, masyarakat akan menahan uang mereka, menahan konsumsi, terutama kelas menengah ke atas," lanjutnya.
Kondisi itu, imbuh dia, menyebabkan pengusaha alas kaki/ sepatu di dalam negeri mengkhawatirkan kondisi di tahun 2023.
"Apalagi, meski tahun 2021 membaik, industri alas kaki belum sembuh-sembuh amat akibat efek pandemi," katanya.
Padahal, ujar Firman, saat ini seharusnya momentum bagi industri sepatu memacu produksi. Untuk memenuhi kebutuhan pasar di saat Lebaran nantinya.
"Sekarang ini momentumnya masuk order untuk Lebaran tahun 2023. Tapi, karena gonjang-ganjing PHK ini, dan kita masih belum tahu bagaimana sikap pemerintah, ini membuat kita khawatir," kata Firman.
"Sudah ada yang memproyeksikan, order untuk Lebaran juga akan turun. Dan memang sudah ada yang melaporkan turun 20%. Tapi, ini belum final. Karena untuk Lebaran biasanya masih akan masuk order sampai sekitar Januari-Februari nanti," tukasnya.
Saat ini, kata dia, pengusaha masih memantau dan menunggu perkembangan. Ditambah, adanya tren kenaikan kasus Covid-19 dan penyebaran subvarian baru virus tersebut.
"Jadi kita masih wait and see," pungkas Firman.
0 Komentar