Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono, buka-bukaan soal tradisi Presiden Jokowi yang kerap mengenakan pakaian adat setiap perayaan HUT RI. Menurut dia, ada misi di balik penggunaan pakaian adat oleh Presiden Jokowi setiap perayaan Kemerdekaan RI.
Menurut dia, penentuan pakaian adat dari daerah yang akan dikenakan Presiden Jokowi biasanya pada H-1 atau tanggal 16 Agustus. Lalu, Presiden Jokowi mengambil dua pakaian adat untuk dipakai menjelang jam 10 malam.
"Jadi melihat dulu baru menentukan. Memilih belum tentu menentukan," kata Heru dalam acara Festival Rupiah Berdaulat Indonesia, Sabtu (20/8).
Saat pagi hari, pihak Istana baru mengetahui pakaian adat dari daerah yang akan dikenakan Jokowi. Adapun, pemilihan tema disesuaikan dengan tema daerah.
Misalnya, Presiden Jokowi sepanjang tahun 2022 atau 6 bulan terakhir ingin mengingatkan untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Maka pakaian adat yang dipilih pada HUT ke-77 RI berasal dari Sulawesi.
"Filosofisnya seperti itu. Nah filosofi ini sudah diatur dari bulan April, Mei, dan Juni. Termasuk warna," ungkap Heru.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, memakai pakaian adat asal Buton, Sulawesi Tenggara. Baju adat Jokowi bercorak merah dengan baju dalaman putih.
Untuk mendukung filosofi tersebut, Heru mengatakan pada tahun ini pemilihan pakaian master of ceremony (MC) juga berbeda. Biasanya MC yang memang berasal dari TNI mengenakan seragamnya. Tahun ini, harus menggunakan pakaian adat.
"Sudah 2.000 orang menggunakan pakaian adat, entah sewa atau beli, entah dia memang persiapkan. Artinya, selain mempromosikan ekonominya juga berjalan," pungkas Heru.
Menurutnya, penggunaan pakaian adat saat perayaan HUT RI telah mendorong perekonomian Indonesia, terutama untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"UMKM berjalan jadi efek domino. Kalau bapak presiden menggunakan itu diikuti pejabat lain dan masyarakat, itu bukan saja promosi adat istiadat, budaya, tapi menggerakkan ekonomi," ujarnya.
0 Komentar