Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, wellness tourism di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama pasca pandemi.
Menurutnya, konsep berwisata yang menyeimbangkan antara tubuh, pikiran dan jiwa ini diminati karena diyakini mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik.
“Sekarang ini beberapa RS di Indonesia telah tersedia outlet jamu tradisional, pelayanan pijat tradisional untuk kebugaran serta paket wisata yang terintegrasi dengan wisata alam, wisata artifisial lalu diakhiri dengan wisata belanja dan kuliner,” kata Wamenkes dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/8).
Di Indonesia sendiri, wellness tourism sedang dikembangkan di tiga daerah yakni DI Yogyakarta, Solo, dan Bali. Ketiga daerah tersebut memiliki daya tarik dan keunggulan tersendiri terkait dengan wisata kebugaran.
Yogyakarta fokus dengan wisata pijat, meditasi, makanan sehat, dan budaya. Solo dengan jamu tradisional dan aromaterapi. Selanjutnya untuk Bali fokus pada pengembangan meditasi, makanan sehat dan wisata alam.
Wamenkes menyebutkan paket wisata kebugaran di tiga daerah tersebut telah menjadi destinasi wellness kelas dunia.
“Paket wisata kebugaran tersebut dinikmati oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara,” ungkap Wamenkes.
Melihat potensinya yang sangat besar, Dante menyebutkan, Kementerian Kesehatan mendukung penuh kebangkitan wisata kebugaran (wellness tourism) pasca pandemi COVID-19 sebagai harapan baru sektor pariwisata pasca pandemi COVID-19.
Kemenkes telah memetakan startegi untuk membangkitkan wisata kebugaran di Indonesia diantaranya penyiapan 44 rumah sakit yang telah terakreditasi internasional, SDM kesehatan yang terlatih serta penyediaan paket wisata kebugaran yang dielaborasikan dengan layanan kesehatan tradisional.
Selanjutnya mengembangkan layanan sistem informasi secara digital, layanan kesehatan online, robotisasi dan telemedicine guna mempersingkat waktu pelayanan.
Kemenkes juga berupaya memberikan pelayanan yang terjangkau dengan mutu yang baik dan memberikan efektifivitas biaya melalui Health Tecnology Assesment (HTA), mempermudah akses masyarakat dan wisatawan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan pelayanan termasuk sarana dan prasarana di fasyankes, serta pemerataan distribusi farmasi dan alat kesehatan.
“Dengan adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ini diharapkan dapat mendukung wisata kebugaran di Indonesia,” ujar Dante.
Pembatasan mobilitas masyarakat memberikan dampak merugikan pada semua industri terutama Industri pariwisata. Menurut data Lembaga Tourism Internasional (WTO) industri pariwisata global di tahun 2020 menurun sekitar 73% dan tahun 2021 menurun 72% dibandingkan dengan tahun 2019.
Kini, 3 tahun berselang situasi pandemi kian membaik. Geliat kebangkitan berbagai sektor kehidupan mulai terlihat. Tak terkecuali sektor pariwisata. Momentum ini, menjadi kebangkitan sektor pariwisata termasuk wellness tourism di Indonesia.
0 Komentar