Definition List

header ads

"Tuanku Ya Rakyat, Gubernur Cuma Mandat"Bukan tagline, apalagi slogan politik. Kata-kata tersebut sudah menjadi nilai, jiwa, semangat, dan pemandu Ganjar dalam memimpin pemerintahan


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak pernah terkena gunjingan karena kelakuan tak patut. Keluarganya harmonis, istrinya setia, anaknya berprestasi. Ia adalah muslim saleh, rajin sowan kyai dan ulama untuk minta nasihat dan doa.

Ganjar menjunjung tinggi toleransi sekaligus tegas menghadapi penganut radikalisme. “Siapa yang tidak setuju dengan Pancasila, silakan mengundurkan diri. Jika tidak, saya yang akan mengundurkan Anda,” katanya di hadapan para kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB se-Jawa Tengah.

Ganjar menjadi gubernur selama dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Ia bukan trah biru, juga bukan orang berada. Ia anak seorang polisi rendahan yang hidup pas-pasan. Ia tidak punya harta untuk membeli jabatan, tetapi memiliki kepribadian kuat untuk menghadapi tantangan. Rakyat menilai rekam jejaknya baik, komitmennya teruji, dan dedikasinya tinggi.  

Ia menjadi gubernur karena rakyat memilihnya. Oleh karena itu, semua kewenangan di tangannya diabdikan untuk rakyat. “Kebahagiaan saya adalah ketika bisa membantu rakyat keluar dari masalah yang membelitnya,” katanya.

Ganjar mewujudkan tagline kampanye Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi dalam pemerintahan sehari-hari. Ia menghentikan budaya setoran mulai dari dirinya sendiri. Pejabat daerah yang nekat membawa setoran kepadanya diminta memilih: meminta maaf atau dilaporkan kepada KPK.

Enam bulan pertama, ia mengumpulkan pengakuan dan bukti tentang budaya setoran yang tidak berhenti meski sudah diingatkan berkali-kali. Ketika hal itu dipaparkan di rapat instansi, sejumlah pejabat tidak berkutik. “Saya minta saudara insaf, dan berhenti. Jika tidak, saya yang menghentikan saudara,” perintahnya.

Ketegasan Ganjar dalam memerangi korupsi dapat dilihat publik melalui video sidak jembatan timbang dan kantor Samsat. Ganjar menyadari pendapatan pegawai provinsi masih di bawah rata-rata pendapatan karyawan perusahaan swasta. Maka, ia pun menaikkan tunjangan kinerja pegawai secara signifikan. Jika pendapatan sudah tinggi, tetapi masih saja korupsi, demosi pasti terjadi.

Tidak hanya itu, Ganjar juga tidak ragu meminta menteri atau pejabat pusat lain agar menarik pejabat pusat yang ditugaskan di Jawa Tengah karena masih minta-minta upeti. Ganjar aktif turun ke lapangan mengecek langsung praktik pelayanan pemerintahan. Perintahnya kepada bawahannya jelas: berikan layanan yang mudah, murah, cepat. Jika tidak sanggup, silakan mundur. Untuk memastikan bahwa aparat menjalankan perintah itu, ia keluar masuk kantor-kantor pelayanan publik secara mendadak.

Ganjar juga rajin meninjau proyek untuk memastikan bahwa proyek provinsi dikerjakan sesuai kontrak. Beberapa video menunjukkan Ganjar membongkar pengaspalan jalan yang tidak sesuai spesifikasi atau menendang bangunan gedung baru yang dibangun sembarangan. Ketegasan Ganjar dalam memerangi korupsi, kontras dengan isu yang sering diembuskan bahwa Ganjar terlibat korupsi KTP elektronik (KTP-el). Ia dituding menerima uang sogokan 500 ribu dolar AS dari Muhammad Nazaruddin, terpidana beberapa kasus korupsi.  

Nazaruddin mengklaim telah menyaksikan Ganjar menerima uang sogokan di ruang Mustokoweni, anggota Komisi II DPR. Dalam persidangan terungkap, bahwa tanggal yang disebut Nazaruddin saat ia melihat Ganjar menerima uang sogokan, adalah tanggal di mana Mustokoweni sudah meninggal dunia.  

Anggota Komisi II Miryam Haryani yang bertindak selaku distributor uang sogokan mengaku, hanya Ganjar dari pimpinan Komisi II yang menolak diberi uang. Pengusaha Andi Narogong juga mengaku tidak pernah memberikan uang kepada Ganjar.  

Atas keterangan saksi-saksi kunci di pengadilan itu, KPK kemudian mengeluarkan nama Ganjar dari perkara KTP-el.

Posting Komentar

0 Komentar