Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak petani milenial turut menggenjot produktivitas padi pada masa panen raya di provinsi ini. Sehingga, diharapkan dapat menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Hal itu dikatakan Ganjar, seusai meninjau panen raya dan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di Desa Harjowinangun, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Rabu (15/2/2023).
Ganjar mengatakan, saat ini panen raya Jateng menggunakan mesin padi modern combine harvester, sehingga waktu pemanenan padi lebih efisien. Penggunaan alat ini, imbuhnya, juga menambah antusias petani milenial saat panen.
“Yang pertama, nyangkulnya tidak pakai pacul. Nyangkulnya itu sudah pakai traktor, makanya milenial sudah pasti mau melakukan itu. Nanamnya juga tidak manual, nanamnya sudah pakai mesin transplanter. Dengan cara itu, kemudian jauh lebih cepat,” ujar gubernur.
Ditambahkan, panen raya dengan mekanisasi merupakan langkah efisien untuk memastikan ketersediaan stok beras di Jateng aman. Terlebih, Ganjar menyebut para petani milenial bisa mendorong konsolidasi lahan dengan korporasi, kelompok tani, atau koperasi, untuk melahirkan sistem pertanian yang produktif.
“Ini saja dengan mesin harvester ini, sebenarnya itu juga dikerjakan dengan sangat-sangat cepat. Maka sebenarnya menjadi efisien karena lahan-lahan pertanian sebenarnya kecil-kecil ya, ini kan milik banyak orang,” beber Ganjar.
Dengan konsolidasi tersebut, terangnya, petani milenial bisa menciptakan produktivitas yang baik dengan hasil pertanian berkualitas. Sehingga, stok beras Jateng aman dan harga beras di pasaran stabil.
“Yang kerja anak muda dan menggunakan mekanisasi. Hari ini kita sudah melihat Grobogan saja panennya sudah raya, sudah panen raya. Jadi Insyaallah stoknya mulai banyak. Kalau stoknya sudah banyak, distribusi kami percepat, maka stabilisasi harga akan terjadi,” katanya.
Dalam tinjauannya di panen raya Kabupaten Grobogan, Ganjar melihat para petani sedang panen besar menggunakan mesin padi modern combine harvester. Ganjar berharap, pasokan beras yang didapat dari panen raya ini cukup besar.
“Mudah-mudahan ini menjadi pasokan yang cukup besar karena Grobogan itu salah satu lumbung yang cukup besar. Mudah-mudahan bisa menstabilkan itu,” katanya.
Sebagai informasi, jumlah petani milenial di Jateng pada 2019 lalu, sebanyak 975.600 orang atau 33,7 persen dari 2,88 juta petani di Jateng. Sebanyak 57.600 orang di antaranya merupakan lulusan sarjana.
0 Komentar