Pasca penebangan pohon dan pohon adanya tumbang di SMAN 1 Semarang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek langsung kondisi pepohonan di areal itu, Rabu (8/2/2023).
Ganjar meminta semua pihak tidak saling menyalahkan, dan mendorong kepada guru, pelajar, dan alumni SMAN 1 Semarang, agar menanam pohon untuk mengganti pohon yang tumbang.
Sebelumnya, beberapa pohon berukuran besar di area SMAN 1 Semarang ditebang karena alasan keamanan siswa. Penebangan pohon itu sempat menimbulkan polemik di masyarakat, termasuk alumni SMAN 1 Semarang. Berselang beberapa hari kemudian, pada Jumat (3/2/2023), pohon trembesi setinggi 12 meter di sekitar areal SMAN 1 Semarang tumbang saat jam belajar.
“Saya cek karena ada alumni yang kemarin protes ke saya, maka saya jelaskan bahwa itu sudah proses izin, tapi kan kemarin ramai ya. Wah ini harus ke ranah hukum, dan sebagainya. Saya bilang jangan, ini kan sekolah kita, panjenengan kan juga jadi seperti ini karena guru, kecuali gurunya itu nekat. Setelah saya cek, tadi juga ada kepala sekolah SMAN 1 Semarang, Pak Kusno, dua pohon besar itu pernah tersambar petir jadi bawahnya growong, maka ya sudah nggak usah saling menyalahkan,” kata Ganjar, saat mengecek kondisi pepohonan di sela olahraga pagi.
Ganjar meminta kepada dinas terkait agar rutin melakukan perawatan dan pengecekan pohon di area SMAN 1 Semarang. Sebab pepohonan di areal itu banyak yang berusia puluhan tahun dan tinggi. Perawatan yang dimaksud, antara lain memangkas dahan bagian atas secara rutin, untuk meminimalisasi bahaya.
“Kami sampaikan juga ke dinas terkait dan saya minta untuk matun (memangkas dahan). Jadi bagian atasnya yang dipotong, kalau bawahnya masih kuat kita biarkan. Jadi yang atas-atasnya itu kita potongin,” ucapnya.
Faktor cuaca menjadi dasar agar perawatan rutin itu dilakukan. Tidak hanya pepohonan yang ada di areal SMAN 1 Semarang, tetapi juga pohon yang tumbuh di arel publik dan di sekitar sekolah lainnya.
“Ini cuacanya juga lagi terjadi pancaroba maka tidak hanya di sekolah ini tetapi di semua sekolah dan jalan-jalan. Saya sampaikan kemarin ke dinas-dinas saya untuk hati-hati, cek semuanya, matun, potongi atasnya. Ya mesti ada begitu apalagi kalau lihat udah tinggi-tinggi begitu. Seperti randu alas itu, atasnya bisa dipotongin biar nanti tidak terjadi saling menyalahkan, tapi lingkungan kita tetap terjaga,” papar Ganjar.
Selain memangkas bagian atas, Ganjar juga menginstruksikan kepada civitas SMAN 1 Semarang dan sekolah lain, termasuk masyarakat, untuk terus menanam. Reboisasi dan peremajaan pepohonan diperlukan untuk memberikan keteduhan, sekaligus menjaga lingkungan.
“Mumpung masih ada hujan kan, saya minta mereka untuk menanam. Saya sampaikan kepada Pak Kusno, kalau perlu siswa dan alumninya diajak, atau warga yang tertarik untuk menanam lagi, sehingga ada peremajaan. Sehingga kelak kemudian areal ini akan tetap teduh. Pohonnya juga bagus ini, banyak. Jadi tetap hijau, bagus gitu. Mumpung masih banyak waktu, tanam lagi banyak-banyak,” tuturnya.
Kepala SMAN 1 Semarang, Kusno, mengatakan, kedatangan Ganjar ke sekolah memang khusus untuk meninjau pohon-pohon yang ada di areal sekolah. Termasuk, mengecek langsung satu pohon trembesi yang tumbang pada 3 Februari lalu.
“Beliau juga meninjau pohon yang di belakang, trembesi yang memang besar-besar sekali dan itu sangat berbahaya. Dan beliau menginstruksikan segera dilakukan pemotongan, agar tidak menimbulkan bencana atau bahaya lebih lanjut. Untuk mengamankan keselamatan para siswa dan warga sekitar,” ujarnya.
0 Komentar