Rapat tersebut diikuti jajaran dinas pemprov, pemkab, camat dan kades. Ganjar menjelaskan, beras fortifikasi merupakan beras sehat yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral yang terdiri dari Vitamin A, Vitamin E, Vitamin D, B1, B2, B3, B6, B9 (Asam Folat), B12, zat besi, protein, zinc, zat besi, yodium dan kalsium.
"Kami melaunching program asupan gizi dengan beras fortifikasi. Jadi satu sendok dari beras ini bisa dicampur dengan satu kilogram beras yang kami konsumsi untuk ibu hami," ujar Ganjar, Selasa (31/1).
Beras fortifikasi, kata Ganjar, nantinya juga akan diusulkan menjadi program bantuan tetap Pemprov Jawa Tengah untuk membantu asupan gizi sehat bagi ibu hamil, guna percepatan penurunan kemiskinan ekstrem. Untuk mengoptimalkan percepatan penurunan jumlah warga miskin ekstrem di Jawa Tengah, Ganjar juga menggandeng perguruan tinggi untuk terlibat.
Salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah bekerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah dalam pengembangan beras fortifikasi. Selain itu, KKN tematik yang dilakukan juga masih terus berjalan. Para mahasiswa UGM yang melakukan KKN tematik terus melakukan monitoring dan pendampingan kepada ibu hamil dan balita terkait asupan gizi sehat, termasuk beras fortifikasi.
"Kami akan pantau terus, kami sudah kerja sama dengan UGM, nanti akan ada mahasiswa KKN masuk ke desa-desa untuk memantau rutin terus-menerus, sehingga KKN tematiknya bisa berjalan," ucap Ganjar.
Tak hanya UGM, ke depannya seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Jawa Tengah akan diminta untuk membantu percepatan penurunan angka kemiskinan ekstrem, sehingga seluruh pihak dapat bekerja sama dan berkoordinasi secara optimal.
"Perguruan tinggi akan kami libatkan. Contohnya hari ini UGM, dan mungkin nanti yang di barat bisa Unsoed, UMP, sekitar Solo Raya mungkin bisa UNS dan UMS, Semarang Raya juga banyak," kata Ganjar.
0 Komentar