16 hektare lahan untuk relokasi warga dengan rumah rusak berat terdampak gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat telah disiapkan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pemerintah daerah telah menyiapkan daerah relokasi, sementara pemerintah pusat akan membangun rumah warga yang rusak akibat gempa Cianjur.
"Jadi 16 hektare telah disiapkan. Nanti bupati dan tim yang akan menentukan siapa dan penduduk mana yang akan pindah ke sini," kata Suharyanto di Desa Sirnagalih dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (1/12/2022) dilansir Antara.
Bagi warga yang rumahnya direlokasi akan mendapatkan ganti rumah di tempat yang telah disediakan, rumah yang lama tidak diperbolehkan lagi dihuni masyarakat.
"Begitu yang direlokasi sudah punya rumah dan hak tanah baru, tanah warga yg lama akan dikelola pemerintah agar warga tidak kembali lagi ke sana," jelas Suharyanto.
Kemudian, Suharyanto mengatakan rumah yang lama akan dijadikan daerah resapan air dan daerah hijau, sehingga tidak dihuni lagi oleh masyarakat. Sebab dikhawatirkan jika gempa terjadi lagi di situ, minimal korbannya tidak banyak.
Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi beberapa titik lokasi terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Rabu, 30 November kemarin.
Adapun salah satu titik yang ditinjau ialah wilayah Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku yang merupakan lokasi relokasi bagi warga terdampak.
Kepala BNPB dan rombongan selanjutnya meninjau pembangunan contoh rumah tahan gempa yang akan dibangun oleh pemerintah.
"Rumah bapak, akan dijadikan contoh bagi warga, tipenya 36 rumah RISHA," ucap Suharyanto saat berdiskusi dengan warga Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang.
Suharyanto mengatakan bagi warga yang rumahnya rusak ringan dapat sambil memperbaiki rumahnya, dan jika membutuhkan tenda keluarga, secara bertahap pemerintah akan layani dan lengkapi.
Selanjutnya tim meninjau SMPN 1 Cugenang untuk melihat kondisi sekolah yang rusak berat sehingga tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Titik peninjauan terakhir di pengungsian di Desa Sarampad yang berada di kaki Gunung Gede Pangrango. Karena akses ke lokasi agak sulit, rombongan memilih berjalan kaki ke pengungsian untuk berdiskusi dan memberikan paket sembako kepada warga.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, proses pencarian korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, diperpanjang selama tiga hari ke depan atau hingga Sabtu 3 Desember 2022. Pencarian seharusnya berakhir pada hari ini, Rabu (30/11/2022).
"Kami Kabupaten Cianjur telah membuat usulan penambahan waktu tiga hari ke depan. Mohon doanya, mudah-mudahan dalam waktu tiga hari ini. Mohon doa agar cuaca baik dan Basarnas bisa menemukan warga yang hilang sebanyak 12 jiwa," kata Bupati Herman Suherman, saat konferensi pers, secara virtual, Rabu.
Dia menjelaskan, perpanjangan waktu proses pencarian korban gempa Cianjur karena masih ada 12 warga hilang yang belum ditemukan.
Tak hanya itu, dia mengungkapkan surat usulan perpanjangan proses pencarian korban gempa Cianjur telah ditandatangani oleh pihaknya.
"Sudah saya tandatangani, mulai hari Kamis 1 Desember sampai 3 Desember. Tapi kalau besok yang 12 orang ini ketemu, perpanjangan dihentikan. Tapi kalau satu hari, dua hari belum ketemu maka dilanjut sampai hari ketiga," ucap Herman.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan kepada Bupati Cianjur Herman Suherman, agar pencarian korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat diperpanjang hingga Sabtu 3 Desember 2022.
Saran tersebut diberikan terkait dengan bertambahnya jumlah warga yang hilang dan dalam proses pencarian, yang jumlahnya hingga saat ini bertambah dari 5 jiwa menjadi 13 jiwa.
0 Komentar