Presiden Joko Widodo menyinggung para kepala daerah yang hingga saat ini belum memaksimalkan pembelanjaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
Presiden mengingatkan realisasi APBD hingga menjelang akhir tahun baru 62 persen. Dia pun menegaskan kondisi saat ini merupakan sebuah kekeliruan.
"Realisasi APBN sudah 76 persen, APBD baru 62 persen. Ini sudah Desember lho. Besok sudah Desember. Hati-hati," ujar Jokowi dalam sambutannya pada acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
"Artinya kita pontang-panting cari arus modal masuk, cari capital in flow lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini hati-hati, ini keliru besar, keliru besar," tegasnya.
Adapun acara Rakornas Investasi tersebut dihadiri oleh sejumlah kepala daerah, baik gubernur, bupati dan wali kota.
Sehingga, Jokowi mengingatkan mereka untuk mencermati capaian belanja APBD ini.
Kepala Negara pun menyoroti soal sisa APBD yang masih tersimpan Rp 278 triliun di bank.
Jokowi mengkritisi kondisi tersebut karena seharusnya APBD dipergunakan untuk mendukung perputaran uang di dalam negeri.
"Mumpung ada gubernur, bupati, wali kota. Ini saya ingatkan. Kita ini mencari uang dari luar agar masuk. Terjadi perputaran uang yang lebih meningkat. Tetapi uang kita sendiri yang ditransfer Menkeu ke daerah-daerah, justru enggak dipakai," ucap Jokowi.
Presiden lantas menceritakan saat dirinya bertanya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati masih ada berapa APBD yang tersimpan dan belum terpakai.
Kepala Negara memperkirakan menjelang akhir tahun seperti ini biasanya APBD yang tersisa di bank sebesar Rp 210 triliun hingga Rp 220 triliun.
Namun, saat diberitahu Menkeu, Jokowi terkejut karena APBD di bank tersisa Rp 278 triliun.
Dia mengingatkan bahwa sisa anggaran itu masih sangat besar.
Menurut Jokowi, jika cepat dipergunakan, APBD bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"Pagi tadi, kita cek uang yang ada di bank masih Rp 278 triliun. Kita ini cari investasi agar dapat arus modal masuk, yNh sudah ada di kantong (malah) enggak dipakai. Ya percuma. Rp 278 triliun itu gede banget itu. Besar sekali. Ini kalau cepet direalisasikan cepet dibelanjakan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah, hati-hati," tegasnya.
"Tadi saya sudah perintahkan ke Pak Mendagri, tolong ini cek satu per satu ada persoalan apa. Situasi sangat sulit, sangat sulit, tetapi malah uangnya didiemin di bank, tidak dibelanjakan. Gede banget. Rp 278 triliun, ini saya minta saya minta segera dibelanjakan," lanjut Jokowi.
Dia lantas memperbandingkan situasi saat ini dengan pembelanjaan APBD pada 2021.
Pada akhir Oktber tahun lalu, APBD yang tersisa sebesar Rp 226 triliun.
0 Komentar