Definition List

header ads

Tidak Usah Takut, Uji Coba Fomepizole untuk Ginjal Akut Tak Bakal Ada Efek Samping!


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menegaskan, hasil uji coba obat Fomepizole untuk menangani pasien gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) tidak ada efek samping.

Obat Fomepizole sudah diujicobakan kepada 10 pasien gagal ginjal akut yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Setelah menerima Fomepizole dalam bentuk injeksi, kondisi pasien yang didominasi anak di bawah 5 tahun tersebut membaik dan stabil.

"Efek samping obat? Enggak ada kok," ucap Budi Gunadi di sela-sela acara 'G20 2nd Health Ministers Meeting' di Hotel InterContinental Bali Resort, Bali pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Obat Fomepizole merupakan jenis antidotum atau antidot (antidote). Antidotum adalah jenis obat penawar racun. Penatalaksanaan terapi keracunan pada umumnya disebut terapi antidotum.

Fomepizole pun diberikan secara gratis kepada seluruh pasien gangguan ginjal akut. Indonesia sebelumnya telah mendatangkan 10 vial Fomepizole dari Singapura, yang diujicoba ke pasien RSCM. Selanjutnya akan datang dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang.

"Yang penting, yang mau saya sampaikan begini, obatnya sudah ditemukan dan obatnya sudah dites dari 10 orang anak yang kena di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, itu tujuh (anak) totally (sepenuhnya) sembuh," terang Menkes Budi Gunadi.

"Dan tiga anak lainnya itu tidak memburuk (kondisi stabil), karena penyakit ini (gagal ginjal akut) memburuknya cepat sekali, di hari kelima, dia kena kemudian memburuk dan meninggal. Jadi, kita pastikan bahwa obatnya ada."

Obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 mL dalam bentuk vial telah tiba di Indonesia pada Sabtu (29/10/2022) dini hari. Sebanyak 200 vial didatangkan dari Jepang, yang merupakan donasi dari PT Takeda Indonesia.

Fomepizole akan langsung dikirim ke instalasi Farmasi Pusat. Obat tersebut keluar langsung dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 2 dini hari pada Sabtu (29/10/2022) setelah melewati proses pengecekan di bandara.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berterima kasih atas donasi Fomepizole dari PT Takeda Indonesia.

“Hibah ini dilaksanakan dengan itikad baik atas nama kemanusiaan untuk kepentingan kesehatan anak Indonesia” ucapnya di Jakarta pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan akan mendistribusikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah sakit rujukan tingkat provinsi di Indonesia. 

"Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien di Indonesia," lanjut Budi Gunadi dalam pernyataan resmi, Sabtu (29/10/2022).

Sebelumnya, telah diketahui 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang mengonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya selepas diberi obat selama dalam perawatan di RSCM.

Dari jumlah tersebut, tiga orang anak sudah tidak membutuhkan ventilator dan satu orang sudah dipulangkan. Hasil uji coba di RSCM dapat disimpulkan bahwa obat Fomepizole memberikan dampak positif untuk pengobatan pasien gangguan ginjal akut.

Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura, Australia, dan Jepang. Selanjutnya, menyusul akan datang dari Amerika Serikat (AS).

"Ini upaya yang kita lakukan untuk melakukan pencegahan peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal. Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien gangguan ginjal akut,” Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan.

Adanya Fomepizole juga menghindari tingkat keparahan sehingga angka kematian gagal ginjal akut dapat diredam sehingga membuat angka kesembuhan sangat baik.

"Yang kena serangan ginjal, data kami (Kementerian Kesehatan RI) kan 57 persen meninggal. Itu tujuh sudah sembuh, yang tiga biasanya kondisi menurun, sesudah dikasih (Fomepizole) jadi stabil," terang Budi Gunadi dalam acara 'Gerakan Aksi Nasional Bergizi' di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Putri, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada Rabu, 26 Oktober 2022.

"Tapi yang tujuh sudah sembuh. Oleh karena itu, obatnya efikasinya, keampuhannya bagus."

Dalam jurnal berjudul, Ethylene glycol or methanol intoxication: Which antidote should be used, fomepizole or ethanol? yang ditulis S J Rietjens, Dylan De Lange, dan J Meulenbelt, sebagian besar laporan kasus keracunan Etilen Glikol menunjukkan, bahwa Fomepizole aman dan efektif pada populasi anak.

Hasil studi menunjukkan, semua pasien sembuh tanpa gejala sisa. Satu-satunya yang reaksi dilaporkan selama terapi Fomepizole pada anak-anak adalah nistagmus sementara (transient nystagmus) pada anak berusia 6 tahun. Namun,tidak jelas apakah efek ini terkait dengan Fomepizole.

Nistagmus adalah kondisi ketika bola mata membuat gerakan yang cepat dan berulang tanpa disengaja. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur atau tidak fokus.

Dosis Fomepizole harus ditingkatkan setelah 48 jam. Fomepizole pada umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun kadang-kadang ada iritasi di tempat suntikan, mual, pusing, takikardia, sakit kepala, eosinofilia, sedikit peningkatan hati transaminase, agitasi dan kejang dilaporkan.

Walau begitu, studi dari jurnal yang terbit di The Netherlands Journal of Medicine pada Februari 2014 ini, tidak diketahui apakah sebagian besar dari efek di atas, disebabkan oleh pengobatan Fomepizole itu sendiri atau efek dari keracunan etilen glikol atau metanol.

Sebagai catatan, peneliti menyatakan, tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan apakah Fomepizole harus digunakan sebagai pengobatan lini pertama etilen glikol dan keracunan metanol. Keputusan untuk menggunakan Fomepizole tergantung pada ketersediaan dan biaya penawar racun, fasilitas hemodialisis, karakteristik pasien dan pengalaman dokter dengan obat penawar spesifik.

Posting Komentar

0 Komentar