Upaya pemberdayaan Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) sangat vital bagi perekonomian. Pengembangan UMKM membutuhkan pendekatan yang bersifat holistik dan dalam ekosistem, setidaknya meliputi 6 aspek, yakni kebijakan, akses keuangan, pasar, kapasitas sumber daya manusia, pendampingan, dan budaya.
"Digitalisasi memegang peranan penting dalam menggabungkan keenam komponen tersebut dan semakin mengakselerasi program-program pengembangan UMKM. Bagi masyarakat/konsumen pun juga memberi banyak keuntungan melalui akses produk UMKM serta akses layanan keuangan melalui penurunan biaya transaksi," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Rahayu Puspasari dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan, Kamis (6/10/2022).
"Untuk mengembangkan ekosistem UMKM dan digitalisasi, kita perlu membutuhkan lebih banyak keterlibatan sektor swasta baik dalam bentuk fintech, crowdfunding, maupun perdagangan elektronik, pendampingan UMKM yang baru merintis, dan perluasan jaringan usaha yang dapat mengundang lebih banyak investasi," jelas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam pidato pembukanya di acara G20 GPFI High Level Symposium, pada Selasa (4/10/2022) secara hybrid di Yogyakarta sebagai side event dari GPFI Plenary Meeting yang ketiga.
Lebih lanjut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memaparkan bahwa digitalisasi terbukti meningkatkan inklusi keuangan.
"Akan tetapi, upaya untuk meningkatkan literasi dan perlindungan konsumen juga perlu terus diperkuat sehingga semakin optimal dan meminimalkan risiko," jelas Gubernur BI.
Pada kesempatan yang sama, Yang Mulia Ratu Maxima dari Belanda dan Sri Sultan Hamengku Buwono X turut menyampaikan kisah-kisah sukses pentingnya peran digitalisasi dalam meningkatkan inklusi keuangan, terutama bagi perempuan, anak muda, dan UMKM.
0 Komentar