Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti melaporkan penanganan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) atau Gagal Ginjal Akut yang dilakukan Kementerian Kesehatan dengan dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Hasilnya, Brian menyebut pasien yang mendapatkan terapi antidotum menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Brian menegaskan, pemerintah akan mempercepat penanganan kasus pada anak-anak ini. Mulai dari tindakan preventif, seperti penguatan sosialisasi kepada keluarga, hingga tindakan kuratif seperti hemodialisa dan pemberian antidotum.
"Salah satunya dengan melakukan pembelian antidotum (penawar racun) Fomepizole dari Singapura dan Australia dalam jumlah besar," kata dia dalam keterangan tertulis usai rapat koordinasi lintas kementerian untuk penanganan Gagal Ginjal Akut, Rabu, 26 Oktober 2022.
Saat ini, kasus Gagal Ginjal Akut pada anak-anak terus meningkat. Merujuk data Kementerian Kesehatan hingga Selasa, 25 Oktober, telah ditemukan 245 kasus di 26 Provinsi, dengan 143 kasus meninggal dunia (fatality rate 58 persen).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga telah mengatakan obat antidotum dengan merek Fomepizole terbukti ampuh mengobati gagal ginjal akut pada anak. Budi mengatakan dari 10 anak yang diberikan obat tersebut, sebanyak 7 di antara membaik.
Budi mengatakan obat Fomepizole hanya ampuh untuk pasien gagal ginjal akut stadium awal. Untuk pasien stadium tiga, Budi mengatakan tingkat kesembuhan menurun dan pasien memerlukan perawatan lanjutan.
Meski begitu, Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya tetap akan mendatangkan obat seharga Rp 16 juta per vial itu. Rencananya, pemerintah bakal membeli Fomepizole hingga ratusan vial.
Selain pemberian antidotum, pemerintah juga memperbaiki kegiatan surveillans. "Kami melihat masih ada potensi banyak kasus yang belum terdata dengan baik. Agar ini tidak menjadi fenomena gunung es, maka kegiatan surveilans diperkuat," kata Brian.
Surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus-menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhi nya pada masyarakat. Sehingga dapat dilakukan penanggulangan dan tindakan efektif.
Terakhir, rapat di KSP ini juga merekomendasikan pembentukan Pusat Informasi Terpadu (PINTER) melalui Kementerian Kesehatan. Tujuannya yaitu agar tidak ada lagi kesimpangsiuran data terkait kasus Gagal Ginjal Akut ini.
0 Komentar