Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kondisi ekonomi global saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian.
Tidak hanya itu, konfontasi geopolitik dan perubahan iklim juga membuat banyak negara terancam apabila tidak berhati-hati.
"Dengan situasi yang ada sekarang ini negara manapun dapat terlempar cepat keluar jalur apabila tidak hati-hati dan tidak waspada baik dalam pengelolaan moneter maupun fiskal," tutur Jokowi di Investor Daily Summit, Selasa (11/10).
Jokowi menyebut kondisi ekonomi global yang tak stabil dapat dilihat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia yang turun dari 3 persen ke 2,2 persen.
Kondisi ini disebutnya terjadi sebagai salah satu dampak dari perang Rusia-Ukraina. "Ini yang sering disampaikan membayar harga dari sebuah perang, harganya sangat mahal sekali," ujar Jokowi.
Meski dunia sedang diliputi ketidakpastian, Jokowi mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis terhadap perekenomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4 persen pada kuartal II 2022 disebut harus disyukuri sambil tetap waspada.
Jokowi mengatakan pemerintah berupaya menjaga tingkat inflasi dengan mengatasi langsung ke sumber masalah utamanya, yaitu kenaikan harga barang.
Kemudian, pemerintah daerah (pemda) juga memiliki kewenangan menggunakan dana transfer daerah sebesar 2 persen untuk menutup ongkos barang sehingga bisa menekan kenaikan harga.
"Enggak ada, cari negara yang kerja kayak kita detail gitu, pengendaliannya pasti makro oleh bank sentral. Ini kenapa perkiraan inflasi setelah kenaikan BBM kemarin 6,8 persen jatuhnya di 5,9 persen karena Pemda sudah bergerak kesana," imbuh Jokowi.
Ia juga mengklaim kebijakan moneter Indonesia saat ini masih terkendali. Sebab, Bank Indonesia (BI) hanya menaikkan suku sebesar 75 basis poin. Sementara, bank sentral negara lain menaikkan lebih dari angka tersebut.
0 Komentar