Definition List

header ads

Ternyata Masyarakat Tetap Sanggup Beli Pertamax/Turbo Pasca Kenaikan BBM, Katanya Terdampak?

Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), termasuk jenis subsidi Pertalite. Kondisi ini menjadi sorotan dari banyak masyarakat, terutama pengguna sepeda motor.

Untuk diketahui, harga bahan bakar dengan kadar oktan 90 ini terkerek menjadi Rp10 ribu per liter atau naik Rp2.400 per liter dari sebelumnya.

Kenaikan harga juga terjadi pada Pertamax di SPBU pelat merah Pertamina, yang semula Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Namun demikian, bahan bakar kategori bensin lainnya yaitu Pertamax Turbo yang memiliki RON 98 malah turun harga menjadi Rp15.900 per liter dari Rp17.900 per liter.

Tapi menariknya, kenaikan harga BBM tersebut mengubah perilaku pengendara motor dalam hal membeli bahan bakar.

Ringgo (21) misalnya. Ia mengaku harga baru BBM membuatnya lebih fleksibel dalam membeli bahan bakar di Pertamina.

Kata Ringgo pembelian bensin saat ini lebih menyesuaikan antrean saat tiba di SPBU ketimbang harga.

"Mana yang antrenya paling pendek saja. Malah kemarin sengaja isi Pertamax Turbo karena itu doang yang sepi. Harga sekarang tidak beda jauh ya dari Pertamax, terus kalau mau pakai Pertalite ngantri banget," kata Ringgo saat ditemui di salah satu SPBU Pertamina kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (8/9).

Sebagai perbandingan, saat ini selisih harga antara Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo memang lebih sedikit dari bandrol lama.

Selisih harga antara Pertalite dan Pertamax saat ini adalah Rp4.500, sementara sebelumnya Rp4.900. Kemudian selisih antara Pertamax dan Pertamax Turbo menjadi Rp1.400, sedangkan sebelumnya Rp5.400.

Hal yang sama juga diungkap Alfi (23). Menurut Alfi perubahan harga bahan bakar turut mengubah pilihannya dalam penggunaan jenis bensin.

"Ya sekarang memang masih pakai Pertalite, tapi belinya itu dijadwalin. Misal hanya setiap pulang kerja. Tapi kalau tidak sempat, dan menunggu antre, ya mending langsung ke turbo, toh selisihnya tidak jauh, dan hampir jarang antri," ucap Alfi.

Di SPBU Pertamina, dispenser bakal bahan bakar Pertalite masih tetap menjadi pilihan utama dari pengguna roda dua. Mereka rela antre sehingga dapat memperoleh bahan bakar lebih terjangkau.

Sementara itu salah satu petugas jaga di SPBU mengakui pemotor saat ini banyak yang memilih bahan bakar selain Pertalite, seperti Pertamax, bahkan Pertamax Turbo.

"Biar tetap Pertalite yang paling banyak orang pakai, tapi mungkin karena harga baru, jadi Pertamax Turbo mulai lumayan kayaknya yang pakai. Karena selisihnya tidak beda jauh dari Pertamax. Mungkin sekarang kalau yang buru-buru, biarin deh pakai yang turbo," kata dia tanpa mau disebutkan namanya.

Tertekan harga BBM
Kendati begitu, Ringgo mengaku tetap keberatan dengan harga baru bahan bakar yang dirilis pemerintah.Ia bilang harga bahan bakar yang dipatok pemerintah membuat pengeluaran hariannya ikut meningkat.

"Ya sekarang bisa dibilang untuk bensin saya tidak bisa ngirit, tadinya kan masih bisa pake Pertalite, nah sekarang Pertalite aja harganya sudah Rp10 ribu," kata dia.

Senada, Alfi menerangkan beban pengeluaran harian menjadi lebih tinggi atas kenaikan harga bahan bakar.

"Saya rasa semua masyarakat pasti ngeluh deh. Soalnya naiknya banyak," kata Alfi.

Alfi hanya berharap pendapatan ke depan dapat menyesuaikan dari kenaikan harga bahan bakar.

"Mudah-mudahan gaji naik aja, biar tidak berat," katanya sembari tertawa.

Pengendara lain, yakni Febi turut berkomentar atas kenaikan harga bahan bakar oleh pemerintah tersebut. Menurut Febi yang berprofesi sebagai ojek online tersebut, kenaikan harga kali ini di luar dugaan karena terkerek cukup tinggi.

"Lumayan ya naiknya, dikira kita orang berduit kali. Ya mudah-mudahan yang katanya tarif baru ojol ini sesuai nanti dengan harga bensin," ucap Febi.

 

Posting Komentar

0 Komentar