Usai diamankan polisi karena mengeluarkan kata-kata kotor menghina Presiden Jokowi saat demo tolak kenaikan BBM di Gorontalo. Seorang mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang diketahui bernama Yusuf Pasau tidak ditahan polisi.
Hal ini disampaikan Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Helmy Santika seperti dilansir dari SuaraSulsel.id, Senin (5/9/2022).
Ia menjelaskan bahwa proses hukum tetap berjalan. Namun terhadap mahasiswa yang bersangkutan tidak dilakukan penahanan.
Adapun pasal yang dipersangkakan oleh penyidik kepada mahasiswa Yunus Pasau adalah pasal 28 ayat 2 jo pasal 45 A ayat 2 Undang-undang nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Alasannya polisi tidak menahan Yusuf Pasau karena tidak ingin menghambat proses belajar mengajar yang bersangkutan di Kampus, karena yang bersangkutan aset bangsa.
"Keterangan yang bersangkutan bahwa ia menyampaikan kata-kata itu secara spontan," ungkap Kapolda.
Secara bijak Irjen Helmy mengatakan pola pendekatan yang dilakukan adalah soft approach, diberi nasehat bahwa unjuk rasa dan menyampaikan pendapat di muka umum boleh dilakukan.
"Tapi tetap harus mentaati norma dan etika kesopanan," imbuhnya.
Sementara, Yusuf Pasau, mahasiswa Gorontalo yang dianggap mengucapkan kata-kata tidak pantas saat orasi demo tolak BBM naik, Jumat (2/9/2022) akhirnya minta maaf.
Hal tersebut diungkap Yusuf melalui sebuah video klarifikasi singkat
“Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada bapak Presiden RI atas perkataan yang tidak sopan yang saya sampaikan pada orasi di simpang lima Kota Gorontalo,” ungkap Yusuf Pasau dalam video tersebut.
“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia kepada kedua orang tua saya dan kepada civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo, terkhususnya kepada bapak Rektor,” pungkas Yusuf.
Sebelumnya, mahasiswa di Gorontalo menggelar demonstrasi pada Jumat (2/9/2022) kemarin. Beredar kabar para mahasiswa itu menggelar unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Tampak sekelompok besar massa aksi dengan jas almamater berwarna merah berkumpul mengelilingi mobil komando. Dua orang mahasiswa berdiri di sana, dengan salah satunya terdengar menyampaikan orasi di hadapan para massa.
"Sepakat lawan? Sepakat! Hanya ada satu kata... Lawan! Sepakat satu kata... Lawan!" ucapnya berkali-kali, yang tentu saja diikuti oleh rekan-rekan massanya tersebut.
0 Komentar