Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan ratusan juta orang akan kelaparan dan mengalami kekurangan makan akut akibat krisis pangan yang disebabkan terhambatnya rantai produksi akibat perang antara Rusia dan Ukraina.
Berbicara dalam Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka, Jokowi menyebut perkiraan tersebut lebih buruk dari proyeksi sebelumnya yang menyatakan 330 juta orang terancam kelaparan dan kekurangan makan akut.
"330 Juta orang kelaparan dan mungkin 6 bulan lagi bisa 800 juta orang akan kelaparan dan kekurangan makan akut karena tidak ada yang dimakan," kata Jokowi, seperti dikutip Selasa (2/8/2022).
Pernyataan Jokowi ini keluar setelah mengetahui fenomena kenaikan harga pangan dunia. Salah satunya, adalah komoditas gandum yang mengalami kenaikan 30 hingga 40% imbas dari perang.
"Karena apa? Mereka yang makan gandum di Asia, Afrika, Eropa, apalagi yang makanan hariannya gandum sekarang betul-betul berada pada posisi yang sangat sulit sekali. Sudah barangnya mahal, barangnya tidak ada," kata Jokowi
Jokowi kemudian menceritakan pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, Zelensky mengaku memiliki stok gandum sebanyak 22 juta ton.
"Stok dalam proses panen 55 juta ton. Artinya ada 77 juta ton diam di Ukraina enggak bisa keluar," kata Jokowi.
Usai bertemu dengan Zelensky, Jokowi lantas bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Saat berbincang dengan Jokowi, Putin mengaku memiliki stok gandum sebanyak 130 juta ton yang tidak bisa dikirim karena berbagai sanksi imbas invasi ke Ukraina.
"Berarti Ukraina plus Rusia jumlah stok gandumnya 207 juta ton. Bukan 207 ton, tapi 207 juta ton," kata Jokowi.
0 Komentar